Sumur Alami Yang Di Mitoskan di Gunung Karang
PANDEGLANG, TAJUKBANTEN.COM – Gunung Karang dan Sumur Tujuh adalah sebuah mata air alami, yang sangat jernih dan menyegarkan. Namun oleh sebagian masyarakat, tempat ini dibumbui cetita atau mitos, yang menarik.
Mitos yang Menyelimuti Gunung Karang, dengan puncaknya yang menjulang tinggi dan pemandangan yang memukau, telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman dan penulis.
Keunikan Gunung Karang bukan hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada mitos yang melingkupinya.
Menurut legenda setempat, Gunung Karang adalah tempat tinggal roh-roh penjaga kelestarian alam sekitarnya.
Pemandangan alam yang luar biasa ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menyimpan jejak sejarah panjang, mulai dari masa peradaban kuno hingga awal berdirinya Kesultanan Banten.
Salah satu kisah legendaris adalah pertempuran epik antara Sultan Maulana Hasanudin Banten dan Raja Pucuk Umun, pemimpin Banten Girang, yang menjadi babak penting dalam sejarah Gunung Karang.
Sumur Tujuh: Jejak Ketekunan dan Keajaiban Mistis
Sumur Tujuh, yang terletak di puncak Gunung Karang, menjadi poin fokus lain dalam keajaiban alam dan legenda Kabupaten Pandeglang.
Legenda ini mengisahkan tentang ketekunan Sultan Maulana Hasanuddin dalam berdoa setelah pertempuran sengitnya dengan Raja Pucuk Umun.
Sumur Tujuh ini anugrah dari Allah, di mana air bermunculan setelah Sultan mencari air untuk mandibdan berwudhu.
Sebagian orang menganggap, tempat ini sebagai titik pertemuan antara para wali dan jin, memancarkan aura mistis yang kuat.
Pendaki dan ziarah ke petilasan-petilasan bersejarah di sekitarnya seringkali menjadikan Gunung Karang sebagai tempat tadabbur alam, spiritualitas akan kebesaran sang pencipta. (Red)